Perkembangan industri pariwisata di Kota Palembang berkembang dengan pesat. Potensi yang dimiliki oleh daerah yang hampir memiliki 2 juta jiwa penduduk ini bakal dilirik oleh investor dan wisatawan dalam maupun luar dalam dua tahun ke depan. Hal ini dikarenakan saat ini industri pariwisata Palembang sedang dipacu untuk meningkatkan perkembangan ekonomi daerah. Selain dikenal dengan kota pempek, Palembang juga dikenal menjadi kota pariwisata.
Sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, Palembang punya banyak potensi aset wisata budaya dan sejarah. Tidakkah kalian ingin melihat bekas peninggalan rumah berusia lebih dari 200 tahun dan masih bagus kondisinya sampai sekarang? Atau kalian ingin bersantap makanan Palembang di pinggir Sungai Musi melihat indahnya Jembatan Ampera di malam hari?
Tentunya selain berbenah diri dari sektor pariwisata, sisi yang tidak boleh terlupakan adalah infrastruktur di kota tersebut. Bagaimana kota tersebut dapat memberikan rasa nyaman bagi wisatawan untuk berkunjung dan mudahnya akses transportasi menjadi salah satu tolak ukur berkembangnya suatu kota. Maka, Palembang sadar betul kalau moda transportasi harus ikut dalam pembenahan. Saya masih ingat saat tahun 2011 lalu, saat itu Palembang ditunjuk oleh Presiden yang menjabat, Susilo Bambang Yudhoyono menjadi tuan rumah Sea Games ke-26 tahun 2011 karena Palembang dianggap paling bersemangat dengan disertai kesiapan fasilitas gelanggang olahraganya.
Kembali flashback ke tahun 2011, saat pembangunan infrastruktur di Palembang belumlah seperti sekarang. Masih terdapat lahan-lahan kosong dengan ilalang tinggi kemudian disulap menjadi kawasan olahraga bertaraf internasional. Saya yang saat itu punya kesempatan melihat pembukaan dan penutupan Sea Games ke-26 merasa takjub dan tidak percaya kalau kota Palembang bisa menyelenggarakan acara besar saat itu. Tidak perlu ditanyakan apa dampak yang terjadi. Banyak berita dari dalam maupun luar menceritakan tentang Palembang berkembang dengan pesat sekali. Tentunya, kunjungan para wisatawan asing ke Palembang makin banyak, bangunan-bangunan di Palembang mulai bertingkat, dan akses kendaraan pun makin dimudahkan.
Euforia yang dirasakan saat Sea Games 2011 lalu tampaknya ingin kembali dirasakan oleh masyarakat kota Palembang. Ditunjuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018! Kabar gembira yang harusnya disambut positif oleh seluruh masyarakat Sumatera Selatan karena sekali kali kota Palembang diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan event berskala internasional.
Apakah Palembang siap Asian Games 2018? Inovasi infrastruktur apa yang bakal dilakukan oleh Palembang?
LRT Transportasi Eksklusif Buat Wongkito Galo
Barangkali ini menjadi tantangan bagi Kota Palembang untuk menorehkan prestasi kembali di mata nasional maupun internasional. Menyambut event olahraga empat tahunan di kawasan Asia tersebut, tentunya perlu berbenah berbagai infrastruktur baik untuk tempat pertandingan ataupun infrastruktur lainnya sebagai pendukung. Akan menjadi PR berat bagi Palembang. Langkah awal yang saat ini sedang dikerjakan sampai dua tahun ke depan harus berjibaku dengan sejumlah pembangunan infrastruktur sebagai tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.
Salah satu proyek inovasi infrastruktur modern yang sedang dilakukan oleh Palembang adalah pembangunan jalur kereta api ringan (Light Rail Transit) atau LRT dengan jarak sejauh 24,5 kilometer [1]. Berdasarkan sumber Wikipedia, jalur kereta LRT ini akan memberikan akses bebas hambatan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Gelora Stadion Jakabaring Palembang, tempat nantinya arena olahraga berstandar internasional diadakan.
Dalam suatu acara buka bersama Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin yang saya ikutin bulan lalu. Beliau pun mengatakan kalau Palembang siap menjadi tuan rumah Asian Games. Buktinya dengan rancangan infrastruktur yang akan dibangun seperti Jembatan Musi IV dan Jembatan Musi VI, tiga ruas jalan tol, jembatan layang dan underpass yang menjadi pondasi dasar untuk mempermudah tiap orang mengakses transportasi. Namun, proyek LRT dianggap paling berat.
Proyek senilai 7,2 triliun rupiah ini dibiayai oleh Pemerintah Pusat lewat APBN dan konstruksi yang dipercayakan ke PT Waskita Karya Tbk yang terbukti mempunyai track record membangun infrastruktur yang ada di Indonesia mulai dari konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi lainnya [2]. Jika boleh diungkapkan, apa yang sedang dikerjakan saat ini benar-benar istimewa buat Sumatera Selatan, khususnya Palembang. Lewat Asian Games mampu mengubah Palembang dengan berbagai infrastruktur yang mengagumkan di Indonesia. Palembang menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki transportasi massal LRT. Tentunya apabila berhasil dapat menjadi kota percontohan bagi kota-kota di provinsi lainnya untuk memiliki transportasi umum yang dapat mengatasi kemacetan di masa depan.
Jalur LRT Membelah Jalur Utama Kemacetan
Tiang pancang tinggi pun sudah mulai ditancapkan di jalur-jalur perlintasan LRT. Saya tidak mendapatkan informasi tentang berapa kedalaman tiang pancang ditanam ke dalam tanah, namun kalau ketinggian diperkirakan sekitar 30 meter ke atas. Kalau seperti yang dibeberkan lewat media, terdapat dua koridor yang terdiri dari koridor pertama sepanjang 14,5 kilometer dengan rute bandara SMB II menuju Masjid Agung, dan koridor kedua sepanjang 10 kilometer dari Masjid Agung menuju Jakabaring Sport City.
Selain itu juga direncanakan memiliki 13 stasiun pemberhentian, yaitu mulai dari Bandara SMB II, Depan komplek PDK, simpang KM 9 Dolog, Depan Telkom Haji Burlian, Pasar Pal 5, Simpang Polda, Simpang Angkatan 45, Palembang Square Mall, Pasar Cinde, Masjid Agung Palembang, Ampera, Polresta, Stadion Jakabaring, OPI, dan Depo [3].
Bisa dibayangkan dengan titik pemberhentian di lokasi strategis tentunya kita bisa berhenti di zona-zona yang dilalui. Terdapat 5 zona rute LRT Palembang yang dibagi:
- Zona I : Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II – Simpang Bandara – Simpang Tanjung Api-Api
- Zona II : Jalan Tanjung Api-Api – Jalan Kol. H. Burlian – Jalan Demang Lebar Daun – Simpang Polda
- Zona III : Simpang Angkatan 45 – Jalan Angkatan 45 – Simpang Palembang Icon Mall – Jalan Kapten A. Rivai – Simpang Charitas – Jalan Jenderal Sudirman
- Zona IV : Jembatan Ampera – Jalan Gubernur H. A. Bastari dan zona D
- Zona V : Jakabaring Sport City
Kalau dilihat dari zona yang dilalui, tampaknya akan melewati beberapa tempat wisata menarik yang ada di Palembang. Misalnya jalur zona III dan IV kalau kita mau lihat pusat kota, mall atau melintasi Sungai Musi. Efek lain yang timbul bisa dimanfaatkan sebagai transportasi alternatif jika mau ke bandara lebih efisien waktu. Adanya LRT di Palembang semacam bentuk inovasi infrastruktur yang membantu mengurangi kemacetan kota Palembang di masa depan khususnya 2 tahun dari sekarang.
Kenapa Perlu LRT?
“Tum… tum… tum…”
“Tin… tin… tin…”
Dua jenis bunyi yang sudah tidak asing didengar di telinga masyarakat Palembang di jalan raya. Bunyi dentuman alat berat saat mematok tiang pancang juga suara mesin pengerukkan tanah. Awalnya belum terbiasa saat proses pembangunan awal, hingga saya pun memikirkan untuk mencari jalur alternatif apabila mau melewati jalur LRT. Belum lagi bersaing dengan suara klakson kendaraan saat melintas di samping proyek pembangunan LRT. Kemacetan yang timbul karena dampak konstruksi LRT tentunya menjadi santapan setiap hari bagi masyarakat Palembang.
Sebelum adanya pembangunan LRT, saya sendiri melihat tingkat kemacetan di Palembang sudah bisa menyaingi kemacetan di ibu kota. Kalau dulu dirasakan kemacetan di jam-jam tertentu seperti pagi dan sore hari. Melihat dari kondisi jalan raya di kota Palembang saat ini, seperti yang kami alami sehari-hari, hampir seluruh ruas jalan yang dilalui jalur LRT mengalami kemacetan parah. Apalagi di jalan yang memiliki ruas dua jalur yang dipersempit menjadi satu jalur. Level emosi dipertaruhkan apakah kita bisa bersabar atau ikut-ikutan untuk membunyikan klakson melihat kekacauan yang terjadi.
Pro dan kontra pembangunan LRT Palembang juga muncul. LRT yang nantinya akan menjadi moda transportasi umum baru ini memang diharapkan dapat menggiurkan masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Ada yang mengkhawatirkan kalau nasib proyek pembangunan LRT ini akan berakhir seperti wisma atlet saat Sea Games 2011 lalu yang terbengkalai dan minim perawatan. Dengan asumsi demikian, timbulah opini tentang nanti tidak digunakan lagi sebagai sarana transportasi setelah Asian Games usai. Hal ini tentu terlihat boros anggaran yang seharusnya bisa dialokasi untuk pembangunan infrastruktur lainnya di Palembang.
Berdasarkan penelitian Dinas Perhubungan dan Komunikasi dan Informasi Sumsel diketahui Kota Palembang bakal mengalami “gridlock” pada 2018 [4]. Oleh sebab ruas jalan saat ini sudah tidak mampu menampung kendaraan. Kemacetan yang timbul ketika banyak mobil di persimpangan yang mencegah mobil dari bergerak di kedua arah. Dampaknya memang dirasakan sekarang seperti biasanya saya pulang dari arah Palembang Square Mall menuju Jalan Kolonel Atmo, saya harus melebihkan 15 menit dari yang biasanya saya bisa sampai sekitar 15 menit ke rumah. Tentunya tidak luput dengan jalan perlahan-lahan atau mencari jalan alternatif yang jaraknya lebih jauh.
Kebanggaan Baru Warga Palembang
Apa yang sedang kita bicarakan ini merupakan opini-opini masyarakat yang timbul oleh karena proyek LRT sedang berjalan. Barangkali bukan hanya saya saja yang memiliki angan-angan untuk kota Palembang lebih baik. Mendukung visi Palembang EMAS yaitu Pemerintahan yang Amanah, Pemberdayaan Lembaga Masyarakat, Ekonomi Kerakyatan, Mandiri, Bersih, Aman, Berkembang Pemerintahan Bersih, Ekonomi, Kerakyatan, Religius dan Adil serta mewujudkan Kota Palembang yang Elok, Madani, Aman dan Sejahtera [5].
Berandai Palembang dapat menjadi kota destinasi wisatawan karena aset wisata sejarah, budaya, dan kuliner yang dimiliki. Didukung dengan infrastruktur transportasi yang baik sehingga tidak melulu kita membandingkan moda transportasi luar negeri dengan Negara kita sendiri.
Padahal, Palembang memiliki potensi yang lumayan besar untuk menjadi destinasi wisatawan berkunjung. Kita tidak boleh melupakan kemegahan Kerajaan Sriwijaya tempo dulu yang berada di Palembang. Bagaimana peran Sungai Musi saat itu menjadi jantung perdagangan serta tempat persinggahan kapal-kapal luar negeri bersinggah menjual produk serta bertukar pengetahuan. Bahkan tak sedikit infrastruktur bangunan yang ada di Palembang juga ada dipengaruhi oleh negara Timur Tengah dan Tiongkok. Kalian bisa buktikan sendiri dengan datang langsung ke Palembang.
Berita terakhir yang saya dapatkan lewat surat kabar lokal Palembang terakhir pun memberikan kabar mengejutkan. Ditemukan pipa sisa peninggalan Belanda di zona IV jalur LRT. Pipa ini diduga sebagai pipa air yang dibangun Belanda untuk mendapatkan air bersih dan digunakan disegala musim. Bukti peninggalan infrastruktur tempo dulu yang diduga sekitar tahun 30-an dimulai pembangunan jaringan air bersih di Palembang dan sekitar tahun itu juga ada Sungai Tengkuruk yang menjadi anak Sungai Musi ditutup.
Luar biasa bukan?! Bayangkan kalau tidak ada proses konstruksi LRT, barangkali tidak bisa ditemukan sisa peninggalan sejarah yang berada di tengah kota.
Inovasi Infrastruktur Masa Depan
Saya optimis dan positif bahwa proyek LRT ini pasti bakal punya manfaat bagi masyarakat Palembang ke depannya. Pembangunan kereta LRT tidak mungkin dibangun tanpa pertimbangan lanjut. Banyak pihak yang pastinya duduk rembuk mengerutkan dahi agar proyek ini dapat terlaksana. Sampai Surat Ketetapan Presiden Jokowi yang membagi penugasan kepada menteri dan lembaga terkait diturunkan. Tentu saja untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan dukungan semua pihak termasuk Balitbang PUPR.
Peran Balitbang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pastinya bertugas mengurus persetujuan atas pemanfaatan ruang milik jalan nasional yang dimanfaatkan dalam rangka pembangunan LRT sesuai peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik negara. Serta memberikan izin prinsip pelaksanaan pembangunan prasarana LRT di ruang milik jalan nasional yang dimanfaatkan dalam rangka pembangunan prasarana LRT di Provinsi Sumatera Selatan [6].
Apabila konstruksi LRT ini selesai sesuai rencana yaitu awal Januari 2018. Bayangkan hanya 2 tahun dari sekarang bisa membangun proyek LRT. Tentunya ini menjadi produk teknologi yang canggih dan jika berhasil hasilnya bisa dimanfaatkan kota lain yang mengalami hal yang sama yaitu kemacetan. Saat itu juga pemerintahan perlu memberikan sosialisasi mengenai LRT mulai dari uji coba, prosedur dan penggunaan LRT, jalur-jalur LRT termasuk jam datangnya kereta. Hal ini agar memudahkan masyarakat serta dapat menjaga keberadaan infrastruktur yang telah ada. Rangkul masyarakat agar tercipta hubungan baik dan peduli dengan fasilitas yang sudah ada bisa lebih ramah untuk masa depan.
Wajah Baru Palembang Segera Hadir
Balik ke tujuan awal pembangunan LRT yaitu hadirkan solusi seiring inovasi dari potensi daerah. Adanya LRT diyakini akan mengurangi volume kendaraan di jalanan kota Palembang. Sisi lain memberi solusi dari buruknya layanan transportasi umum seperti angkot dan bus kota yang membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Rendahnya tingkat keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu serta kedisiplinan berkendara tentunya membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Nama Indonesia, termasuk Palembang akan menjadi sorotan internasional karena berhasil membuat infrastruktur transportasi yang baik selama Asian Games 2018. Maka LRT bisa mempermudah transportasi di Palembang saat menyambut kontingen-kontingen dari Bandara menuju Stadion Jakabaring atau Ulu ke Ilir. Pemanfaatan lainnya dapat menjadi transportasi umum layak pakai dengan harga ekonomis serta jalur strategis untuk mempermudah kehidupan masyarakat di Palembang masa depan. Jangan sampai aset senilai 7,2 triliun menjadi nasib yang sama seperti angkot atau properti negara lainnya yang usang dan alasan minim perawatan sehingga tidak digunakan kembali.
Keyakinan saya bukan tanpa dasar. Percayalah LRT Palembang akan mengubah banyak hal di Palembang, mulai dari budaya transportasi, gaya hidup, pembangunan properti, serta munculnya titik ekonomi baru. Oleh sebab itu, jika sarana transportasi Palembang dapat lebih baik, tentunya juga akan membawa sisi positif bagi perkembangan kota kedepannya. Harapan saya konstruksi LRT bekerja dengan baik dan tepat waktu. Buatlah Palembang bangga dengan karya besar ini. Pastinya, bukan hanya saya saja yang tidak sabar mau “icip” transportasi baru ini sebagai bentuk inovasi infrastruktur kemajuan transportasi Palembang.
Palembang Pacak! (baca: Palembang Bisa!)
[…] Baca juga : Melihat proses pembangunan LRT Palembang mulai dari tahap awal. […]
[…] pertama saya dua tahun lalu tentang LRT Palembang, Transportasi Baru Milik Wongkito Galo menjadi timehop untuk saat ini. Tentu saja saya berharap […]
[…] ada kota lain di Indonesia yang terbukti sukses memiliki LRT. Mega proyek ini dibangun untuk mendukung pelaksanaan Asian Games. Hadirnya LRT di Kota Palembang […]
Wow Palembang kereeen…ternyata bukan Jakarta aja yang punya LRT ya koh 🙂 salam kenal dr jakarta
Salam kenal juga mbak.. Masih on progress LRT nya nih
He3 iya di jakarta juga masih progress koh. Mudah2an lancar semua pembangunan lrt di kota kita masing2 ya…amiiin…
hebat palembang sekarang bakal jadi kota metropolitan
Apa ibu kota dipindahkan ke sini aja?
Emang salut banget dgn perkembangan Sumsel. Mau balik lg lah kalau LRT udah jadi :D)
Kapan mas pernah ke Palembang? wah perlu meet up nih.
Kalau LRT sudah jadi aku mau sengaja datang ke Palembang buat cobain.
Dateng ya! buat meet up.
Semoga pembangunan LRT ini cepat kelar ya Ded.. gak sabar melihat moda transportasi ini menjadi sarana transportasi saat Asian Games mendatang..
salut palembang transportasinya dibenah
Iya nih tpi harus bersabar aja
Nanti kalo LRT nya sudah jadi, undang cumilebay yaaa buat ngeresmiin hahaha
Hahahaha potong pita gitu yak
gak sabar nunggu LRT ni selesai, macetnya itu kota palembang ini kalo ini selesai Palembang kota pertama yang punya LRT, apo ibukota pindah bae ke palembang dak usah jakarta hehehe
Wah ini ide bagus. Haha tapi bakalan dimarahi orang-orang se Jakarta kali ya. Ndak sabar mau naek LRT k
Liputan yang menarik, Mas Deddy Huang.
Hai Mas Untung… Makasih yah udah berkunjung. Smoga bermanfaat dan menambah wawasan dari sudut kota Palembang.
Bener banget koh, palembang pasti bakal tambah keren kalau LRT udah selesai. Soal macet, sabar aja ya Koh, cuma sebentar doang dan akan berganti dgn modernitas yang aduhai
Hahaha.. Udah kuduga.. Pasti bakal banyak yang pengen nyicip naik LRT kalo udah jadi. Ke Bandara dari rumah jugo deket.
Iya soal macet bisa diatasi. Kalo gak penting-penting banget ya gak lewat jalur konstruksi LRT. Bisa cari jalur alternatif atau pergi lebih cepat.
Dak sabar nak nyerek’i wong-wong kota lain men Plembang ado sepor pucuk langit cak ini muahahaha
pacak nian lah 😀
Hahaha… Akur lah kalo udah cem itu.
Kapan selesainyo
Kalo planning awal Januari 2018 sebelum Asian Games 2018 bulan 6