BerandaIdeaKemenanganku #BahagiaItuSederhana

Kemenanganku #BahagiaItuSederhana

Author

Date

Category

Menulis bagi saya sebagai terapi diri termasuk emosi. Berlatih menyusun tutur kata dan kalimat, termasuk mencari jati diri lewat gaya penulisan. Entah kenapa tiba-tiba saya rindu dunia blog saat beberapa tahun silam, lebih berfokus dengan daily life si pemilik blog. Semacam ada chemistry saat kita berkunjung ke tempat mereka hingga akhirnya menjalin hubungan dunia maya seolah kita ikut merasakan apa yang mereka rasakan.

Kali ini saya boleh curhat ya, meluapkan emosi seolah beban ini kok berat sekali saya jalanin. Saya mau sebentar saja letakkin dulu buat duduk dan merenggangkan otot-otot yang sudah tegang ini. Tiap kalian pasti pernah merasa lelah. Apapun itu, lelah karena berjuang atau lelah karena problem-problem yang datang silih berganti. Baru mau senang sedikit, ada saja hal yang mengganggu. Kalau kalian pernah rasakan seperti itu, biasanya lakukan apa sih?

Waktu lagi jumpa sama Yayan (@omnduut) dan Nana (@inalova) di warung mie ayam. Tiba-tiba Nana bilang : Wah sudah dapat semua nih yang dipengen, laptop, hape, kamera, eh sekarang jalan-jalan. Next mau minta apa lagi nih?

Agak terdiam padahal saat itu lagi kunyah mie ayam. Sambil menghabiskan kunyahan di dalam mulut, saya pun bilang: kalau masih boleh permintaan, aku pengen hidup normal lagi aja. Sekilas lirik Yayan dan Nana mereka sepertinya paham apa maksud kalimatku.

Hidup normal? Memang selama ini hidup saya kurang normal apa?

Kadang apa yang tampak di luar bukanlah yang sebenarnya. Hanya saja mungkin saya tidak mau mengeluh dengan kondisi, tapi manusiawi saya pasti ada mengeluh saat rasa beban sudah tidak kuat lagi. Bagaimana sih seseorang bisa bertahan hidup setahun lebih tanpa penghasilan? Malahan terakhir ini, dia bisa jalan-jalan keluar negeri pula. Wiiih… itu kali ya dipikiran orang-orang sehabis lihat timeline sosial media saya.

Flashback setahun lalu, siap tidak siap saat itu kontrak kerja saya harus dihabiskan oleh karena kondisi perusahaan yang tidak sehat. Seiring dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akibatnya daya beli konsumen juga menurun. Saya sendiri sudah banyak masukkan lamaran via online, namun memang saya membidik untuk Jakarta bukan Palembang. Ada alasan pribadi memilih Jakarta sebagai tempat mengumpulkan pundi-pundi uang dibanding kota sendiri.

Palembang – Jakarta sekarang seperti jarak Jakarta – Bekasi atau Palembang – Inderalaya. Berangkat pagi lalu malamnya pulang pakai pesawat. Demi sebuah interview sekitar 30 menit – 2 jam dan kadang perusahaan pun masih beri harapan kosong padahal dari awal sudah saya bilang kondisi saya jauh. Namanya itu resiko kan? Cuma saya terima saja. Artinya saya harus bisa dapatkan uang setidaknya untuk tiket pesawat PP Palembang – Jakarta.

Tuhan berkata lain, bulan 5 kemarin, tepatnya saat saya sedang ada FAM TRIP dari Kementrian Pariwisata Indonesia, kami mendapat musibah keluarga yang membuat kondisi keuangan keluarga kami habis semua dalam waktu sekejap. Kaki saya lemas dan saya segera membatalkan undangan FAM TRIP tersebut. Di pikiran saya saat itu adalah kondisi mama. Musibah seperti apa, maaf, saya tidak bisa ceritakan. Hanya beberapa teman dekat saja yang tahu dan saya ceritakan. Jadi, dengan sisa tabungan saya seadanya mencoba untuk digunakan bertahan sampai kondisi kami benar-benar pulih 70% saja. Musibah yang kami alami jujur sulit sekali kami terima dan ikhlaskan. Tapi dari musibah tersebut saya pun menjadi kuat begitu tahu orang-orang yang tahu menertawakan kami bahkan mensukuri musibah kami termasuk sanak keluarga. Elus dada.

Awal tahun 2016, semester pertama boleh jadi masa emas saya setelah vakum lama dari aktifitas blog. Motivasi saya kembali setelah diajak FAM TRIP dari Disbudpar Provinsi Sumsel bertemu para blogger ibukota yang melalang buana ke seluruh Indonesia. Saya seperti dapat dorongan ayolah ngeblog lagi, jumpa dan ketemu teman-teman ngeblog. Pelan-pelan saya mulai menulis kembali tentunya dengan tema yang baru. Kalau dulu saya lebih menulis tentang daily life dan opini, sekarang saya gabungkan dengan traveling walaupun traveling saya hanya seputar Palembang saja *gubrak* tapi memang belum banyak yang bercerita tentang #PesonaPalembang. Ditambah dengan review produk sponsor gadget.

Masa Gemilang #BahagiaItuSederhana

Merambatlah saya mengadu peruntungan dengan ikutan lomba-lomba menulis di blog. Awalnya saya ikut lomba review gadget karena memang pekerjaan terakhir saya trainer gadget sehingga secara pemahaman produk sudah saya kuasain. Beberapa hadiah lomba berupa hape canggih pun berhasil saya dapat. Momen bahagia itu saya sebut sebagai #BahagiaItuSederhana agar saya selalu ingat untuk bersyukur. Namun, semua hadiah lomba yang saya dapatkan juga tidak bisa saya rasakan sampai sekarang, sekarang saya pakai hape low end yang masih bisa untuk online saja cukup.

deddy huang

Semua hadiah yang saya dapat, saya jual semua. Tanpa sisa, mungkin sisanya hanya foto waktu saya tersenyum dapat hadiah tapi beberapa jam kemudian sudah jadi milik orang lain. Hasilnya sebagian saya tabung dan gunakan untuk keperluan sehari-hari. Tidak banyak tapi bisa diiritkan. Cuma hadiah lomba kan bukanlah dalam waktu sekejap kan, butuh proses. Satu periode lomba bisa 1 bulan lamanya, belum lagi harap-harap cemas menunggu pengumuman lomba. Total bisa 30-45 hari lamanya. Kalau menang berarti nafasku bertambah, kalau tidak ya belum rejeki. Lewat tulisan ini saya mohon maaf buat para sponsor lomba kalau hadiahnya belum bisa saya cicipin dan review. Semoga kalian memakluminya.

Apa dari sekian lomba yang saya ikutin selalu menang?

Andai kalian dikasih Tuhan menang terus, bagaimana kalian bisa merasakan kalah dan gagal? Ya, enaklah kalau juri berbaik hati melirik tulisanku dan dibuat menang. Sayangnya sekarang ini persaingan lomba blog makin ketat ditambah peserta yang ikut juga makin kreatif. Saya pun harus mengakui kalau tulisan mereka memang lebih baik. Tapi tidak apa-apa, tiap bulan pasti ada lomba-lomba blog dan siapa tahu nantinya giliran saya yang menang kan?

Hingga masa jaya itu bertambah waktu saya juara utama dalam kontes foto produk kreatif di Instagram. Para peserta lainnya saya percaya mereka memotret dengan kamera professional, sedangkan saya hanya dari kamera hape resolusi 8 MP yang tampaknya mustahil bisa menang kan? Tapi Tuhan izinkan saya untuk jadi pemenang utama dengan hadiah sebuah kamera Mirrorless!

Saya sampai nangis begitu lihat paket kotak kayu di depan mata saya sewaktu mau dibuka. Beneran saya dapat hadiah mewah ini? Sejak hari itu kamera Samsung NX Mini 9 mm lensa fixed menemani saya kemana-mana untuk memotret. Mulai dari review tempat makan dan acara. Semacam energizer untuk ngeblog walau kameranya punya keterbatasan lensa tapi tetap saya pakai karena memang saya belum punya dana untuk membeli lensa lain. Karena keterbatasan lensa membuat saya kalau memotret harus mengambil posisi paling depan karena tidak bisa digunakan untuk zoom. Pernah waktu review makanan pun saya kena sindir sesama foodies karena kamera saya menghalangi dia mengambil foto. Sabar… sabar…

Kesabaran saya pun masih diuji, rasanya sudah lama sekali saya tidak merasakan #BahagiaItuSederhana karena lomba-lomba yang saya ikutin belum ada yang berhasil. Akhirnya saya disibukkan dengan mengantar mama.

Kadang cerita sama Yayan, duh mumet bener… pengen liburan! Kabur sebentar kemana saja boleh agar aku boleh restart pikiran kembali. Barangkali inilah yang saya selalu sebutkan tiap hari kalau pengen liburan. Tuhan pun mengirimkan seseorang untuk memberitahukan kabar baik lewat telepon. Tentang saya menjadi pemenang utama #terbangKePerth

western australia

Gila! Gila! Gila! Apa kata orang kalau aku terbang ke Perth GRATIS!?

Setelah beberapa lomba yang hadiahnya jalan-jalan saya ikutin belum berhasil, ada yang hadiah ke Aceh, Medan, Bali sampai Lembah Baliem. Kondisi badan lagi capek berat, pikiran bercabang lalu kamu dikabarkan kabar baik yang tampaknya mustahil sampai saya konfirmasi kembali apa ini beneran dan dijawab iya!

Saya kira Tuhan sedang candain saya, tiap hari di motor saya hanya mengingat-ingat kebaikkan Tuhan sama saya. Kadang saya senyum sendiri saat di motor. Kok bisa ya Tuhan saya dikasih kebaikan yang tidak terpikirkan seperti saat itu. Saya itu dibuat Tuhan seperti dilayakkan untuk dapat kebaikan Tuhan, walau saya merasa saya belum layak dapat kebaikan yang teramat besar ini. Tuhan seperti mengerti hati saya.

Lalu, saya mulai persiapkan hal-hal apa saja untuk keberangkatan ke Perth. Mulai dari uang dan termasuk kamera, sambil melirik kamera Samsung NX Mini 9 mm saya pun berpikir saya sekali ya kalau saya ke Perth tapi tidak maksimal untuk memotret karena keterbatasan fungsi kamera. Pengen beli lensa baru atau ganti kamera baru setelah kamera yang ada dijual. Marketplace jual beli online adalah sarana saya untuk membuka lapak jualan. Bayangkan saja hari keberangkatan tinggal 14 hari lagi. Rasanya mustahil bisa dapat kamera baru dan tambahan uang untuk pembuatan visa dan tiket pesawat Palembang – Jakarta. Sedangkan lomba yang saya ikutin kemarin gagal semua.

Saya jalani hari seperti biasa tapi seperti meyakini kalau semuanya pasti bisa teratasi. Pikiran saya, jika Tuhan benar memberikan saya jalan sampai bisa berangkat tentunya dia juga akan menyediakan kebutuhan saya. Dia punya rencana yang mana saya tidak paham termasuk suatu sore ada pesan whatsapp masuk dari agensi yang baru saya kenal. Kebetulan saya pernah membantu dia membuat artikel. Kali ini dia meminta bantuan apa saya bisa membuat foto produk tapi bisa dikerjakan sekarang karena memang butuhnya urgent.

Cuaca sudah tidak mendukung, lagi pula saya masih di jalan mengantar mama tapi saya sanggupkan saja untuk membantunya. Sore itu juga setelah mengantar pulang mama, saya segera membeli kebutuhan foto produk supaya besoknya saya bisa eksekusi dan kirimkan hasil. Saya sendiri sudah senang ada orang yang melirik saya untuk foto produk. Tandanya apa yang saya kerjakan saat ini ada yang menghargainya.

Si mas ini kemudian menawarkan saya sesuatu di esok sorenya. Penawaran yang membuat saya hampir menjatuhkan hape saya sewaktu membaca whatsapp-nya. Bunyinya: “Ded gimana kalo gw modalin lu kamera yang kemarin lu bilang itu biar hasil fotonya lebih mantap lagi?”

WHAT!!!! Saya tidak salah baca kan?!

“Seriusan mas… aku lagi gak salah baca kan?”

“Iyaaaa ntar duitnya senin gw transfer ya.”

Saya tersungkur. Saya beneran tidak mampu berucap apa-apa lagi. Di saat saya sedang membutuhkan kamera baru dan Tuhan pun kirimkan orang baik sebagai sambungan tangan-Nya untuk berikan saya langsung. Mas kalau dirimu baca tulisan ini, saya beneran berhutang kebaikan sama kamu.

Sempat dua hari saya gelisah dan bertanya-tanya apa nanti dia bakal ditransfer uangnya. Siapa sih saya ini, orang yang baru dia kenal tapi dia mau percayakan uang dia sebanyak itu sama saya. Sampai senin siang saya mendapat sms dari bank. Saya terdiam kembali lihat nominalnya. Segera saja saya langsung menghubungi pihak toko kamera di Lampung tempat bang Yoppy Pangkey sering dapat endorse-an kamera 😆 Sekarang saya pakai Olympus OMD EM10 Mark II. Suka sekali sama desain dan fitur kameranya apalagi kalau buat rekam video sudah punya 5 axis yang membuatnya lebih stabil. Semoga saja dengan kamera baru ini saya bisa manfaatkan untuk jasa foto produk atau review secara professional.

Lega juga sehabis transfer uang nominal besar tersebut. Padahal kalau tidak dibelikan kamera uang tersebut bisa mencukupi buat keperluan sehari-hari untuk beberapa bulan ke depan. Kembali saya ingat ini amanah harus dituntaskan. Sehabis saya keluar dari mesin atm, sekitar 30 menit kemudian saya mendapat pesan masuk dari orang yang tidak saya kenal.

“Kak, kameranya masih ada?”

Sudah lama saya mengiklankan kamera Samsung NX Mini dan hape utama yang kamera 8 MP tersebut. Tujuannya siapa tahu nanti uangnya bisa digunakan. Orang yang mengirimkan saya pesan tersebut adalah calon pembeli kamera saya ke-5 setelah yang lainnya hanya tanya saja. Saya pun segera membalas isi pesan tersebut dan menjelaskan semua detil kelengkapan barang. Akhirnya dia deal dan mentransfer uang petang itu juga. Besoknya saya langsung ke JNE untuk mengirimkan paket kamera kesayangan saya tersebut sambil berpesan agar si pembeli kamera saya dapat menjaga baik-baik kamera saya.

Alhamdullilah ada uang tambahan yang bisa saya gunakan untuk membayar visa Australia. Pelan-pelan saya mulai bernafas lega untuk persiapan ke Perth termasuk biaya lain yang memang perlu saya keluarkan. Karena panitia memang tidak sediakan akomodasi dari Palembang – Jakarta dan visa pribadi serta keperluan pribadi lainnya. Begitu saya mau masukkan hape ke dalam tas, ada bunyi sms masuk.

“Kak hapenya masih ada gak?” Heh?? Ini apa lagi sih Tuhan. Walau masih bertanya-tanya saya pun segera membalas sms orang tersebut.

“Masih, ini masih dipake kok hapenya. Kalau mau COD bisa juga. Speknya sesuai di keterangan foto.”

“Sore ini aja ya kak ketemuan.”

“Oke!”

Apa kali ini hape utama saya yang biasa saya gunakan untuk online, kerja, kamera standby harus saya lepas juga? Saya pun segera balik ke rumah untuk persiapkan hape yang nanti bakal berpindah tangan. Semua data saya backup dan kembalikan ke reset pabrik. Hiks. Selamat tinggal hapeku semoga kamu betah sama pemilik barumu. Besoknya, si pemilik baru sudah pasang foto selfie di kaca dengan hape saya hiks hiks *eh ya sudahlah setidaknya saya sudah punya biaya untuk beli tiket pesawat! Dek kalau kamu baca tulisanku ini cuma mau pesan jangan banyakan selfie depan cermin pake hape aku huaaaaa…

Sekarang sih lagi perlunya smartphone terbaru dan kerja. Semoga terkabul. Amin.

Panjang ya curhat saya! Tenang sebentar lagi juga bakal selesai. Sebelumnya kalian sudah nonton belum TVC buat Tourism Western Australia? Hahahaha tvc ini dikirim sama mbak Fina disaat saya lagi berasa lelah baru balik dari Jakarta malam itu. Lalu saya seperti dihibur sama Tuhan untuk lihat hasil video 30 detik ini. Ahhh  makasih banget untuk penghiburan-Mu Tuhan.

Sampai detik ini saya menulis, saya masih tidak dapat percaya sama kebaikan-kebaikan Tuhan yang saya rasakan. Termasuk orang-orang baik yang membantu saya tanpa menyebutkan nama mereka. Semuanya terjadi dan nyata saya alami. Apalagi momen seperti dalam waktu satu hari kedua benda kesayangan saya laku dijual dan secara tidak langsung bisa saya gunakan untuk membayar visa dan tiket pesawat dalam waktu mepet tinggal beberapa hari lagi mau terbang ke Perth.

Saya bingung mau bertutur apa lagi. Seperti inilah kondisi yang sedang saya alami dan kalau ada interview dengan HRD dan user mereka sepertinya tidak lepas dengan pertanyaan: apa yang kamu lakukan selama masa kosong setahun ini? Bagaimana kamu bisa survive?

Tuhan tahu semua tetes air mata dan luka yang kita alami. Dia mendengar tiap doa kita. Mungkin saja peluhku saat ini akan terjawab nanti sesuai waktu-Nya. Obatnya bersabar walau dalam waktu yang tidak saya sendiri tidak tahu kapan.

Well done. From zero to Kim Kardashian’s hip, how fake is your smile?

Deddy Huang
Deddy Huanghttp://deddyhuang.com
Storyteller and Digital Marketing Specialist. A copy of my mind about traveling, culinary and review. I own this blog www.deddyhuang.com

44 KOMENTAR

  1. The lucky one. Saya dari kecil termasuk orang yang ga pernah ditakdirkan menang undian atau kuis apapun. Mulai dari kirim bungkus odol ke PO.BOX sampai selfie backround acara tv swasta di twittter. Hahahaha.

  2. sama, saya juga terharu membaca tulisan ini, hehe

    menang dan kalah dalam lomba (blog) biasa, saya malah makin jarang ikut lomba blog meski tetep berharap menang sih 🙂

  3. Pada dasarnya Tuhan pasti memberikan sesuatu kepada kita sesuai dengan usaha dan doa kita. Dan aku yakin, ya memang karena dirimu sudah berusaha dan berdoa sebaik mungkin ko. Tetap semangat ko, tetap berbagi dan tetap menginspirasi. Salut!

    Semoga rejekimu makin lancar yaaa 🙂

  4. Nih, aku kembali lagi.
    Kisahnya sungguh mengharu biru. But, you know,everyone got story. Aku percaya kisah Koh Huang mampu menginspirasi banyak orang. Begitulah kekuatan tulisan.
    Kalau bisa kasih saran, tekuni dunia tulisan dan fotografi. You very good on it. I am pretty sure SUCCES will wait for you.

  5. Aku terharu baca ceritanya
    Rejeki gak bakal tertukar, Tuhan tau kapan saat yang tepat untuk diberikan, karena hasil tak pernah membohongi usaha

    Selamat koh Deddy
    Semangaaaaat

  6. Oom.. hehe menulis selama ini bagiku cuma sekedar rekreaksi jiwa. Udah itu aja…. baca tulisan ini bikin aku termotivasi, hehehe, semoga bisa ikut jejak om deddy jadi pemenang lomba blog, apalagi kalau hadiahnya kosmetik korea. *eh,

    Semangat om… Keep writing and selalu ditunggu cerita serunya 🙂

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Deddy Huang

Lifestyle Blogger - Content Creator - Digital Marketing Enthusiast

With expertise in content creation and social media strategies, he shares his insights and experiences, inspiring others to explore the digital realm.

Collaboration at [email protected]

Artikel Populer

Komentar Terbaru