Legenda Pulau Kemarau menjadi kisah “menjual” bagi pariwisata Palembang mendatangkan wisatawan. Namun orang lebih familiar dengan menyebutnya sebagai Pulau Kemaro pulau yang diyakini sebagai penjelmaan Siti Fatimah, putri Raja Sriwijaya yang menceburkan diri ke Sungai Musi hingga tewas. Peristiwa tewasnya Siti Fatimah dianggap sebagai tindakan ceroboh yang dilakukan oleh kekasihnya bernama Tan Bun Ann, putra Raja Tiongkok. Memang kecerobohan seperti apa yang dilakukan oleh Tan Bun Ann?
Dikisahkan Tan Bun Ann ingin mempersunting Siti Fatimah karena kecantikannya. Lantas dia meminta utusannya ke Tiongkok agar orangtua Tan Bun Ann memberikan hadiah. Namun Tan Bun Ann terkejut saat sembilan guci besar yang dia lihat isinya sayur asin busuk. Lantas dia membuang satu per satu guci ke Sungai Musi. Tanpa sengaja satu guci pecah dan ternyata isi di dalamnya adalah emas batangan. Tan Bun Ann menyadari hal itu maka dia pun langsung menyeburkan diri ke Sungai Musi untuk menyelamatkan diri. Namun usahanya seperti menjaring angin, Tan Bun Ann tidak muncul ke permukaan sungai. Di sisi lain, Siti Fatimah mengetahui hal tersebut, maka dia pun ikut menyeburkan diri demi menyelamatkan Tan Bun Ann bersama dayang setianya. Hal terakhir yang dipesankan Siti Fatimah adalah apabila ada gundukan tanah di Sungai Musi maka disitu adalah makamnya.
Kisah dari pulau yang terbentuk di Sungai Musi ini membawa menyedot pengunjung dari berbagai kota maupun luar negeri. Apa yang menjadi daya tarik di Pulau Kemaro ini adalah perayaan Cap Go Meh yang meriah tiap tahunnya. Cap Go artinya tanggalan 15 menurut kalender Cina. Biasanya dihitung hari ke-15 setelah perayaan Imlek. Sebenarnya bukan suatu kewajiban untuk datang ke Pulau Kemaro setiap Cap Go Meh karena masih ada beberapa tempat “mistis” seperti Museum Balaputera Dewa dan Bukit Siguntang bagi orang yang menganut kepercayaan untuk melakukan ritual penyembahan.
Daya tarik Pulau Kemaro adalah ikon Pagoda 9 lantai yang baru dibuka hanya saat Cap Go Meh. Selain pagoda ada juga klenteng yang dibangun dan di dalamnya terdapat makam Tan Bun An dan Siti Fatimah yang berdampingan. Klenteng Hok Tjing Rio, klenteng ini tempat ibadah yang sering dikunjungi ribuan warga keturunan Tionghoa untuk merayakan imlek karena terdapat legenda berkembangnya cari jodoh.
Selain itu, di arah belakang klenteng terdapat sebuah pohon besar yang disebut sebagai “Pohon Cinta”. Dulu waktu saya datang sebelum mengalami beberapa perbaikan pohon ini belum diberi pagar. Pohon ini menjadi semacam simbol percintaan antara dua bangsa dan dua budaya yang berbeda pada zaman dahulu. Apabila kedua pasangan mengukir nama mereka di pohon tersebut maka akan berlanjut sampai jenjang serius. Tapi ada juga mitos lainnya yang berkembang. Percaya tidak percaya.
Mitos lainnya adalah beberapa orang datang ke Pulau Kemaro adalah untuk mencari pengasih untuk usaha mereka dilancarkan, mereka dapat “meminjam” uang koin dan nantinya akan dikembalikan tahun berikutnya. Hal unik yang saya temuin adalah saat juru kunci Pulau Kemaro bercerita bahwa tradisi mengukur kain makam apabila terjadi perubahan sendiri atau ukuran kain bertambah itu diyakini bahwa pulau itu hidup.
Oleh karena mitos yang telah berkembang, maka Pulau Kemaro menjadi destinasi wisata religi di Palembang. Cara menuju ke Pulau Kemaro bisa ditempuh dengan jalan darat atau air. Kalau kamu memilih jalur air bisa naik perahu boot atau getek dari pinggir Jembatan Ampera. Oleh karena belum ada standarisasi harga perahu maka kita perlu melakukan tawar menawar. Biasanya tarif pulang pergi ke Pulau Kemaro berkisar 100 – 150 ribu. Sedangkan kalau kita menggunakan jalur darat bisa melalui jalur jalan Plaju arah pabrik ban.
[…] menit untuk menyebrang ke Pulau Pisang, jarak yang saya prediksi seperti dari Dermaga Ampera menuju Pulau Kemaro menggunakan kapal ketek juga sama yaitu 6 […]
[…] Daya tarik Pulau Kemaro adalah ikon Pagoda 9 lantai yang hanya dibuka saat Cap Go Meh. Selain pagoda terdapat sebuah klenteng dan di dalamnya terdapat makam Tan Bun An dan Siti Fatimah yang berdampingan. Klenteng Hok Tjing Rio, klenteng ini tempat ibadah yang sering dikunjungi ribuan warga keturunan Tionghoa untuk merayakan puncak Imlek karena terdapat Tradisi dan Mitos Cap Go Meh Pulau Kemaro Palembang. […]
kalau kesini aku berenang aja om, siapa tahu masih ada emas batangan yang tergeletak disana, hehehe.
Oke, must visit place di Palembang
Indahhh banget ya ?
Jadi pengen nulis di pohon cinta *ehh tapi pasanganya blm ada ??.
Huss ga boleh merusak pohon ntar kena marah lho :p
pulau kemaro ini berpenghuni tidak ya?
pohon cintanya dipagari biar nggak ditulisin nama2 pasangan, trs yang ditulisi jadi pagarnya, 😀
Entah sudah berapa kali aku ke sini bang. Sepuluh lebih kali yak 😀
Pohon Cintany ga dibahas koh?
Klo jomblo ga boleh bahas cinta-cinta an :))
Ya Tuhan, jomblo 😀
Haha… Mau di capslock emangnya? Jalan kemana hari nih
Menjalani kenangan bersama manta bang ?
Tsadesss…. Mantan dibuang lah.
Ngakunya orang Palembang, berkali-kali ke Palembang. Bisa2nya aku belum sampai ke Pulau Kemaro
Hahaha kalo kali ini ke Palembang perlu berkunjung mbak ke pulau kemarau. Ramean biar ongkos murah.
sekali waktu pengen nyobain jalur jembatan pabrik ban itu deh
Eh serius pulau nya hidup dari kain yg tambah panjang??? Harus nya kita kmrn ikutan ngukur kain yaaa
Emang saat kita dateng kemarin, si ibu juru kunci itu lagi mau ukur kainnya. Jadi ditanyain ada nambah ga ukurannya.