Tanpa terasa kita bersama akan meninggalkan akhir tahun 2017. Perlahan tapi pasti perjalanan saya seputar blogger khususnya traveling dan lifestyle juga mengalami hal-hal diluar yang saya rencanakan. Saya lebih mengalir seperti air saja.
Sambil menikmati dinginnya pagi dengan cuaca sehabis hujan, saya kembali membuka draft tulisan ini yang belum selesai. Dari atas pesawat, saya banyak menulis draft-draft yang nantinya bisa diposting di blog. Termasuk tulisan ini. Kadang menulis di atas pesawat idenya lebih mengalir dan memaksa saya mencari kesibukan lain selain membaca buku.
Ide ini muncul begitu saja sewaktu di atas udara. Saya ingin bercerita mengenai kaleidoskop perjalanan traveling selama tahun 2017. Memang perjalanan saya dalam satu tahun ini masih hitungan jari, belum padat jadwal. Ciee⦠jadi kalian jangan tanya terus āDed kamu lagi di Palembang atau keluar?” stay tune saja di medsos.
Dunia blog selalu ada hal yang baru, drama babak baru yang sayang untuk kita lewatkan. Napak tilas perjalanan saya di travel blog, saya mulai flashback mensyukuri apa yang sudah saya dapat dan lewatin. Tentunya tiap perjalanan ini memiliki kisahnya sendiri.
1. Explore Your South Sumatera
Awal tahun 2017 saya digandeng ex kantor saya untuk roadshow keliling Sumsel ā Bengkulu. Pada roadshow ini saya diminta menjadi pembicara ke sekolah-sekolah SMU dan sederajat agar memberikan para dedek emesh ini bisa lebih #BijakBersosmed
Selesai dari saya roadshow, saya digandeng Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Sumsel untuk berkeliling Pagar Alam melihat keindahan alam. Sudah lama saya tidak mengunjungi Pagar Alam, kota yang kurang lebih 8 jam perjalanan darat ini memang masih belum tersentuh.
Saya suka suasana di Pagar Alam sebab alamnya yang memang masih alami dan sejuk, apalagi kalau kita berada di sekitar Gunung Dempo. Tapi sebelum ke Pagar Alam kita bisa mampir sejenak ke Lahat melihat beberapa objek wisata setempat yang saling berdekatan. Lahat hanya dua jam saja dari Pagar Alam. Kota yang berada di tengah-tengah jalur Sumatera ini memiliki ikon Gunung Jempol.
2. Pulau Pisang, Pesisir Barat Lampung
Waktu saya masih bekerja dan berkunjung ke kantor cabang di Lampung untuk memberikan training, saya belum sempat jalan-jalan ke Lampung. Kesibukan di kelas training sampai sore memang menyita waktu.
Lalu saya diajak oleh Mbak Rien untuk keliling Krui, Pesisir Barat Lampung yang dikenal memiliki ombak yang bagus untuk berselancar. Selain itu kami pun juga mampir ke Pulau Pisang yang dikenal memiliki laut yang biru pekat dan lumba-lumbaĀ saat kita sedang ingin menyeberang di pagi hari.
Krui merupakan kawasan yang menarik bagi wisatawan asing sebab ombak yang ada di Pantai Tanjung Setia masih bersahabat dengan para penyelancar. Namun, sebelum menikmati alam di Krui kita harus berkendara darat dulu sekitar 8 jam perjalanan melewati Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, serta melalui Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Semua nama daerah ini baru saya lewati saja belum sempat menikmati wisata sekitar.
Suasana di Pulau Pisang lebih tenang, apalagi kita tinggal di homestay milik warga lokal yang membuat perjalanan kita memiliki aktivitas.
3. ?Tidore
Waktu dikabarkan kalau saya memenangkan kompetisi menulis berhadiah ke Tidore beberapa waktu lalu, tentunya saya senang sekali. Indonesia Timur, man! Siapa yang mau membantah keindahan alam Indonesia bisa kita lihat mulai dari ujung barat ke ujung timur. Namun, perjuangan untuk bisa sampai ke Tidore memang lumayan melelahkan.
Tiap kelelahan mendukung ransel seolah terbayar begitu āTo Ado Reā, aku telah sampai di bumi Marijang. Pulau kecil yang bahkan di peta pun hampir tidak terlihat ini memiliki sejarah yang tidak banyak orang ketahui. Namun, sejarah akan tetap menjadi sejarah, perjalanan menyaksikan Festival Tidore ke-909 serta rangkaian adat budaya setempat. Keramahan warga lokal setempat seolah kita adalah bagian dari mereka.
Saya terpesona dengan keindahan alam baharinya mulai dari Pulau Failonga hingga kearifan lokal setempat di Desa Gurabunga yang mendapat julukan “Negeri Di Atas Awan”. Kemudian, melihat budaya lokal yang telah turun menurun seperti debus-nya Tidore yaitu ratib tajib besi. Siapa yang kuat melihat hujaman besi tajam ke dada secara langsung?
Datang ke Tidore layaknya kita balik kampung, apalagi saya berjalan bersama Ngofa Tidore dan Garda Nuku. Mereka adalah laskar yang cinta mati pada tanah kelahiran mereka. Kami sangat disambut layaknya keluarga baru bagi mereka.
Lepas dari Tidore, saya pun tak menyiakan kesempatan mengeksplore ke Ternate. Walau hanya satu malam di Ternate, tapi saya merasakan dua kota ini memiliki keunikan tersendiri. Saya jika ada kesempatan ingin kembali ke dua kota di Maluku Utara ini.
4. ?Bandung
Kota Bandung akan selalu ada di hati saya sebagai “rumah”. Saya sempat menjadi warga Bandung walau hanya beberapa bulan saja karena mutasi kerja. Sehingga ada satu rasa ingin kembali ke Bandung untuk napak tilas selama beberapa hari saja.
Bandung masih nyaman untuk menjadi homebase sebab suasana kotanya masih nyaman untuk tempat tinggal. Saya akhirnya bernostagia dengan menyusuri sekitar ruas jalan Braga. Akhirnya saya ākaburā sejenak ke Bandung setelah acara saya di Jakarta sudah selesai. Jakarta dan Bandung hanya soal jarak, naik kereta dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Kota Bandung hanya 3 jam saja.
Apa kalian termasuk salah satu orang yang menyukai quote dari Pidi Baiq?
5. ?Melaka
Satu malam di Melaka bisa apa? Ya, kali ini bukan perjalanan liburan atau saya mencari konten untuk tulisan dan foto. Perjalanan ini termasuk trip pribadi saya dan mama untuk menemaninya berobat. Menemani orang berobat tentunya konsentrasi kita lebih kepada agar mereka bisa lebih nyaman. Sehingga saya tidak begitu banyak tempat berkeliling Melaka.
Simak tulisan saya mengenai panduan berobat ke Melaka.
6. ?Penang
Sehabis dari Melaka, kami pun terbang ke Penang sebab salah satu dokter internis di rumah sakit Adventist. Rata-rata warga Indonesia memang menjadi penyumbang devisa besar bagi Malaysia untuk wisata medis. Kalian bisa melihat sendiri apabila sudah berkunjung ke rumah sakit yang ada di tempat ini, logat bahasa Indonesia lebih sering terdengar.
Saya pribadi lebih menyukai Penang, mulai dari suasana hingga kuliner. Pilihan tempat wisata juga masih banyak, apalagi di Penang juga masih terdapat bangunan-bangunan lama. Oh ya, saya ada membuat tulisan mengenai panduan berobat ke Penang.
7. ?Genting, Kuala Lumpur
Perjalanan ke Genting termasuk salah satu pengalaman famtrip saya yang berkesan sebab baru pertama kali saya mendapatkan undangan trip ke luar negeri. Tepatnya, karya saya dilirik oleh orang luar untuk mempromosikan pariwisata mereka.
Selama di Genting, kami diajak untuk melihat sekaligus menikmati properti yang ada di Resorts World Genting. Adalah pengalaman pertama saya naik cable car kaca yang cukup menegangkan dibanding cable car biasa. Selain itu menikmati hidangan olahan lobster yang enaknya sampai bikin saya minta tambah lagi.
8. Langkawi, Malaysia
Masih lanjutan fam trip dari Resorts World Genting. Kami pun diajak untuk terbang ke Langkawi dan menikmati fasilitas yang ada di Resorts World Langkawi sekaligus melihat hutan mangrove di Kilim Geo Forest.
Langkawi termasuk salah satu destinasi traveling yang ingin saya datangi sebab suasananya memang lebih tenang. Berwisata ke Langkawi kita seolah mengunjungi kota tempo dulu dengan beragam aktraksi yang mereka tawarkan.
9. ?Yogyakarta & Solo
Pada kesempatan ini saya diajak melihat rangkaian festival HUT Kota Jogja ke-216 yang berjalan dengan semarak. Saya bersama rombongan blogger lain diundang oleh Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, kami melihat membludaknya animo masyarakat lokal yang ingin menyaksikan pawai budaya di Tugu Jogja.
Selesai acara, kami juga diajak menikmati objek wisata lainnya yang ada di Jogja seperti berkunjung ke Taman Sari, Kota Gede dan bermain air di Tube Caving Gunung Kidul.
Pulang dari Jogja dua minggu, saya kebetulan ada undangan di Jakarta. Akhirnya, saya memutuskan ingin kembali berkeliling Jogja kembali termasuk ke kota saudaranya, Solo. Perjalanan ini termasuk pencapaian āgilaā saya dalam traveling, bagaimana bisa satu kota ini membuat saya sampai penasaran ingin datang kembali di waktu yang berdekatan.
Jogja dan Solo bagaikan pria dan wanita, dua kota ini memiliki ciri khas jawani yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Andai bisa kembali ke Jogja, saya pun akan datang dengan senang hati.
10. ?Sabang, Aceh
Sepertinya akhir tahun 2017, saya menutup kaleidoskop traveling saya dengan perjalanan ke Sabang, Aceh. Trip ini merupakan hadiah lomba menulis Geospasial dari Badan Informasi Geospasial yang diadakan beberapa waktu lalu.
Memang sudah lama saya mendambakan bisa berkunjung ke Sabang sekaligus melihat kota Banda Aceh. Rasa ingin tahu saya terhadap situasi Aceh yang katanya sudah tenang dan aman dikunjungi, serta ingin melihat keindahan alam bahari di Pulau Rubiah dengan snorkeling.
Namun, sayang seribu sayang saya belum berhasil mengikuti acara Sail Sabang 2017 sebab acara puncak yang berubah mendadak. Sehingga saya hanya menikmati wisata sekali lewat saja selama di Sabang dan Aceh.
Rencana Traveling Tahun 2018
Kaleidoskop traveling saya selama tahun 2017 mungkin belum banyak seperti kalian yang jam terbangnya sudah tinggi. Namun saya bersyukur atas tiap kesempatan yang saya dapat sehingga bisa menjalani passion saya untuk jalan, menulis dan foto. Selain itu bersyukur, sebab bisa jadi hobi yang saya lakukan ini belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain, misal mereka yang dalam satu tahun hanya mendapat cuti 12 hari, ya kali disetujui pas mau cuti.
Passion yang mungkin belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain karena keterbatasan waktu. Passion yang mungkin dilihat orang kalau kerjaan seperti ini enak. Padahal dibalik semuanya ada harga yang perlu dibayar misal lembur untuk menulis dan membuat konten. Selain itu, resiko nyawa dalam perjalanan yang mungkin tidak kita duga.
Saya tidak tahu apakah tahun 2018 bintang terang saya makin bersinar. Semoga saja saya makin produktif mempromosikan pariwisata Indonesia, sebab pariwisata adalah aset yang berharga.
Kalian sudah cari kalender libur tahun 2018?
Happy New Year, Ko Deddy.. Semoga makin banyak cita-cita yang tercapai di tahun 2018!
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
Halo Koh Deddy Huang. Aku pun mencatata perjalanan saya selama 2017 di blog dan baru ngeh Koh Huang pun menuliskan hal sama. Aku sempat ke Jogja tapi sayangnya tak sempat ke Solo. Smoga suatu saat bisa mampir ke Solo. Tahun ini smoga kita sehat sellau ya sehingga bisa traveling lagi š
Ini Blogger Insprirasiku,, semoga suatu saat bisa ketemu koh š
Keren Kokoh. Menginspirasi š
Masih belum lah mbak.. perjalanannya masih sedikit ini hehe..
wuih banyak saja destinasi yang sudah dikunjungi Koh š 2018 aku masih belum terbayang š
semoga saja 2018 bisa banyak destinasi menarik yang bisa aku datangin mbak.
gile.. gilee..
banyak juga travelling nya š
ah masih sedikit kok..
Kalo ke Makassar udah pernah belum kak? Makassar juga bagus-bagus lho tempat nya. š
makassar aku baru pernah transit aja di bandaranya š
wow keren! moga tahun 2018 makin banyak lagi tempat yg dikunjungi
aamiin.
keren deh koh Deddy.. semoga di tahun depan makin cetar lagi…
aamiin. semoga tahun depan lebih bersinar lagi ya.
Lagi nyari nyari referensi untuk penulisan kaleidioskop 2017, nemu tulisan ini. Mantap! Jadi ini a year full of traveling judulnya hehe
Lanjutkan mas, semoga tahun 2018 lebih bersinar lagi, Amiinnn
aamiin. semoga saja tahun 2018 aku makin banyak tempat yang didatangi.
Tidore mention banget kayaknya ya Koh. Aku dan roburik lagi nyari tanggal buat liburan 2018. Destinasi ya udah ada, tapi masih blm fix tanggalnya ??
Moga bisa lancar ya utk planning traveling 2018nya Koh..
Typo.. Tidore menarik banget ?
aamiin.. aku pengen lebih banyak keliling Indonesia dan luar negeri.
Si Kokoh keren bener, tahun 2017nya penuh dengan traveling. Tahun 2018 ke Lombok sini koh š
Pengen bikin kaleidoskop traveling juga, eh tapi kok perasaan sayanya cuma di sini sini aja. Hihihi
aamiin. semoga ada jalannya ya mbak andy.
Menarik ulasannya, dan panjang jg. 2018 tentu hrus lebih rame lg pak. Jd travel bloger menantang jg ya, begadang bikin konten blog dah pasti tu…
iya.. semoga saja 2018 aku bisa lebih banyak trip š
Semoga makin terang bintangnya sebenderang destinasi wisata Indonesia yang makin populer. Aamiin!
Aamiin.
Banyak Ded. Dan kayaknyo tahun depan akan lebih banyak.
Aamiin. Semoga tahun 2018 lebih banyak lagi projek yang biso digawein.
ahh selalu mupeng tiap mampir blog ini.. jalan-jalan terus sih ko.. hihi asik banget hihi..
bisa saja mbak rizka š
Kamu keren, Koh. Awalnya kukira Koh Deddy udah ngeblog lama, seenggaknya setelah 2010-an gitu, ternyata baru beberapa tahun ya? Aku baru tahu ini pas baca postingmu tentang almarhum Mas Cumi Lebay dulu itu. Pencapaianmu di dunia blogging sungguh luar biasa. Buah dari kesungguhan, juga tentu rasa percaya diri yang tinggi ya. Semoga tahun depan makin bersinar terang bintangnya. Amin š
Iya mas, aku masih baru dan perlu banyak belajar.. aamiin moga tahun 2018 bisa lebih banyak projek dan rejekinya. aamiin.
wah sudah sampai mana mana ni koh deddy. saya mau dong diajakin trip juga
mau kemana?
keren koh, 2018 sih saya mau juga trip sekitaran Indonesia tapi masih banyak kendala
semoga terlaksana ya mas roy.
keren sudah keliling indonesia dari ujung ke ujung bahkan sampai di luar negri, tipsnya dong koh ? semoga taun depan lebih padat lagi jadwal.nya
Keceee banget. Aku belum apa-apa nih
Banyaknyaaa, Koh…ngences dehh, semoga 2018 makin banyak berbagi keindahan Indonesia di blog yaa aamiin..
Aiihh keren banget pencapaiannya banyak. Semoga taun 2018 bisa sering jalan jalan, koh. Dan jangan lupa aku diajak. :p
Kalau aku, perjalananku selama 2017 didominasi perjalanan lokal di dalam Provinsi Sumatera Barat..
Kalendar libur 2018 udah di genggaman.. Tapi belum ada rencana kemana-mana, ngalir aja kaya aer š
-Traveler Paruh Waktu
Tahun ini endingnya di Aceh ya. Eh masih tersisa dua pekan lagi Kok Bang? š
Kalender tahun 2018 sudah di tangan, cuma nunggu cuti aja. heheheh
Tahun 2018 rencananya sudah ada didaftar, hanya tinggal berusaha dan nyari waktu š
2018 bolehlah bareng sekali
Iyaa moga bisa trip bareng yaaa
agendakan la..hha
Keren banget sih baaaang.. Tapi aku mengharapkan ada foto disini loh š btw sukses buat 2018 ya
Aku lagi coba posting tanpa foto… Kembali ke ngeblog tempo dulu…
Belum ada rencana 2018 selain mudik hahaha. Perantau mah jatah cuti abis di mudik ?.
Semoga kecipratan rezeki juga bisa hilir mudik ke sana ke mari liburannya, biar ga jaga kandang terus ?
Keren kok sudah bnyak menjejakan kaki di belahan indonesia yang sangat Indah. 2018 aku baru ada satu ide nih ke Malang, blm pernah ke bromo. Semoga lbh bnyak tempat yg bisa kita kunjungi ya tahun depan.
Wah, keren banget koh Dedy bisa berkeliling dunia, ke Bengkulu pas kapan ya koh?
wah banyak travelingnya kak. Bagi tipsnya donk gmna jadi travel bloger agar travelingnya di bayarin dan tidak mengeluarin budget sendiri, minimal tiket ppnya deh, hehehe
Di tunggu sharingnya ya kak, :))